Faktual News melaporkan bahwa perdagangan saham di Indonesia hari ini, Kamis, 8 Mei 2025, menunjukkan pergerakan yang mengejutkan. Setelah dibuka dengan sedikit peningkatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ditutup melemah di angka 6.889,67, atau mengalami penurunan 0,53 persen. Kondisi ini tentu menarik perhatian pelaku pasar mengingat pergerakan bursa Asia yang justru cenderung positif.
Data dari faktual.news menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi. Sebanyak 26,49 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi transaksi mencapai 1,02 juta kali, menghasilkan total nilai transaksi Rp8,84 triliun. Namun, di balik angka-angka tersebut tersimpan cerita yang lebih kompleks. Dari 789 saham yang terdaftar, 382 saham mengalami koreksi, sementara 213 saham menguat dan sisanya stagnan.

Dominasi pelemahan terlihat jelas di berbagai sektor. Sektor properti menjadi yang paling terdampak dengan penurunan 1,82 persen, disusul sektor siklikal (-0,87 persen), energi (-0,55 persen), dan keuangan (-0,51 persen). Sektor bahan baku, industri, non-siklikal, teknologi, dan infrastruktur juga mengalami penurunan, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Hanya sektor transportasi (naik 0,71 persen) dan kesehatan (naik 0,29 persen) yang mampu bertahan di tengah tren negatif tersebut.
Ironisnya, pergerakan IHSG ini berbanding terbalik dengan tren positif di bursa Asia. Nikkei 225 (Tokyo), Hang Seng (Hong Kong), dan Shanghai Composite menunjukkan penguatan yang cukup signifikan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor domestik yang menyebabkan penurunan IHSG, mengingat sentimen global cenderung positif. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap penyebab di balik pelemahan IHSG ini dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia ke depannya.