Faktual News Harga Bitcoin sempat menyentuh angka fantastis USD 97.900 pada Jumat lalu, sebelum mengalami koreksi 3,47 persen dalam tiga hari terakhir dan berada di kisaran USD 94.500 (data pukul 08.00 WIB, 6 Mei 2025). Pergerakan ini menarik perhatian para investor, terutama dengan sejumlah sentimen yang bakal memengaruhi harga Bitcoin pekan ini.
Financial Expert Ajaib, Panji Yudha, menjelaskan penurunan tersebut terjadi setelah lonjakan impresif 14 persen di bulan April, yang didorong oleh masuknya investasi institusional ke ETF Bitcoin spot. "Arus masuk ke ETF menjadi sinyal kuat bahwa investor institusional melihat Bitcoin sebagai aset lindung nilai dan investasi jangka panjang yang semakin diakui pasar global," ujar Panji dalam risetnya di Jakarta, 6 Mei 2025.

Saat ini, Bitcoin sedang menguji resistensi kuat di level USD 95.000. Jika berhasil bertahan di atas level tersebut, target jangka pendeknya adalah USD 100.000. Namun, kegagalan menembus resistensi ini berpotensi mendorong harga Bitcoin kembali ke level support USD 85.000.
Pekan ini menjadi krusial bagi pasar kripto. Salah satu katalis utama adalah laporan Departemen Keuangan AS terkait kemungkinan pembentukan cadangan Bitcoin nasional (Strategic Bitcoin Reserve), sesuai perintah eksekutif Presiden Trump pada 6 Maret lalu. Meskipun isi laporan belum tentu dipublikasikan, potensi dampaknya sangat besar. "Jika AS secara resmi mengakumulasi Bitcoin, negara lain mungkin akan mengikuti," tambah Panji.
Kondisi ekonomi AS juga menjadi sorotan. PDB kuartal I 2025 mengalami kontraksi 0,3 persen, penurunan pertama dalam tiga tahun terakhir. Hal ini akan menjadi pertimbangan utama menjelang rapat FOMC pada 6-7 Mei, dengan pengumuman suku bunga pada 8 Mei pukul 01.00 WIB. Konsensus pasar memperkirakan suku bunga akan tetap di kisaran 4,25-4,5 persen, meskipun Presiden Trump mendorong penurunan suku bunga untuk meningkatkan likuiditas. Potensi pemangkasan suku bunga bisa memicu reli di pasar kripto.
Data klaim pengangguran awal (initial jobless claims) juga akan dirilis, menjadi indikator penting kesehatan pasar tenaga kerja AS. Peningkatan angka klaim bisa menjadi sinyal perlambatan ekonomi, sementara penurunan akan meningkatkan optimisme pasar. Singkatnya, pekan ini penuh dengan potensi kejutan yang akan menentukan arah pergerakan harga Bitcoin.