Faktual News memprediksi IHSG akan menghadapi ujian berat pada perdagangan Jumat, 9 Mei 2025. Analisis teknikal dari Phintraco Sekuritas menunjukkan potensi penurunan hingga menyentuh level support di angka 6.770. Penurunan ini bukan tanpa sebab.
Penurunan IHSG sebesar 1,42 persen pada perdagangan Kamis (8/5), hingga menutup sesi di level 6.827, menjadi sinyal kuat. Kondisi ini mengindikasikan adanya indikator overbought secara teknikal, memicu aksi jual besar-besaran oleh investor. Situasi ini diperparah oleh penurunan cadangan devisa Indonesia pada April 2025. Angka tersebut turun dari USD 157,1 miliar menjadi USD 152,5 miliar, level terendah sejak November. Penurunan ini dipicu oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.

Meskipun penurunan cadangan devisa terjadi, angka tersebut masih tergolong aman. Cadangan devisa saat ini setara dengan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah, jauh melampaui standar internasional minimal tiga bulan impor.
Di sisi lain, pasar juga tengah mencermati pergerakan suku bunga Bank of England (BoE). Antisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen pada Kamis (8/5) turut mempengaruhi sentimen pasar. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi akibat tarif dan dampaknya terhadap perekonomian global juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Kabar positif datang dari potensi kesepakatan dagang antara Inggris dan Amerika Serikat, yang berpotensi menjadi penyeimbang.
Sebagai rekomendasi, Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk memperhatikan beberapa saham pilihan, antara lain PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Perlu diingat, investasi di pasar saham selalu mengandung risiko. Keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada analisis yang komprehensif dan sesuai dengan profil risiko masing-masing investor.