Faktual News Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup merah pada Jumat, 29 Agustus 2025, mengalami penurunan signifikan sebesar 1,53 persen, menutup perdagangan di angka 7.830,49. Penurunan ini terjadi di tengah aksi demonstrasi lanjutan yang mewarnai Jakarta. Gelombang protes publik terkait meninggalnya seorang pengemudi ojek online yang terlindas kendaraan taktis polisi, menciptakan sentimen negatif yang berimbas pada pasar saham.
Data dari RTI Business menunjukkan 610 saham terkoreksi, dibandingkan 122 saham yang menguat dan 70 saham yang stagnan. Nilai transaksi harian tercatat cukup tinggi, mencapai Rp22,75 triliun, dengan volume perdagangan 51,64 miliar saham dan frekuensi transaksi 2,50 juta kali.

Indeks-indeks acuan lainnya juga ikut tertekan. IDX30 turun 1,88 persen, Sri-Kehati merosot 1,93 persen, LQ45 melemah 1,78 persen, dan JII turun 1,46 persen. Hampir seluruh sektor mengalami pelemahan, dengan sektor siklikal mencatat penurunan terdalam mencapai 3,06 persen. Sektor infrastruktur, teknologi, properti, kesehatan, bahan baku, keuangan, energi, dan non-siklikal juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hanya sektor industri yang mampu bertahan, bahkan menguat 0,73 persen, didorong oleh kinerja positif PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) yang naik 9,63 persen.
Saham-saham dengan pergerakan paling signifikan meliputi PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA), PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), dan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) sebagai top gainers, sementara PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menjadi top losers. Saham-saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan BMRI masih mendominasi daftar saham yang paling aktif diperdagangkan. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya ketahanan sektor riil dalam menghadapi gejolak sosial dan politik.

