Faktual News mengawali pekan dengan kabar menggembirakan dari bursa saham. Pada pembukaan perdagangan Senin (26/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung tancap gas, melesat ke level 7.228,92. Lonjakan 0,20 persen ini menandai awal pekan yang positif, meningkat dari posisi penutupan Jumat di angka 7.214,16. Aktivitas perdagangan pun cukup ramai, dengan total volume transaksi mencapai Rp361,72 miliar dari 465,68 juta saham yang diperdagangkan. Meski demikian, pergerakan IHSG terbilang dinamis, ditandai dengan 235 saham menguat, 88 saham terkoreksi, dan 259 saham stagnan.
Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, memperkirakan IHSG akan bergerak variatif di rentang 7.140 hingga 7.280. Prediksi ini didasari tren positif IHSG selama tiga hari berturut-turut, bahkan mencatat reli 1,51 persen sepanjang pekan lalu (19-23 Mei). Aliran dana asing (inflow) juga cukup signifikan, mencapai Rp2,13 triliun dalam sepekan terakhir, menyusul inflow Rp5,05 triliun pada pekan sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen, didorong oleh apresiasi rupiah terhadap dolar AS yang mencapai 3,86 persen menjadi Rp16.289 per USD (data 23/5). Penurunan BI Rate diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, meskipun pertumbuhan penyaluran kredit pada April 2025 sedikit melambat menjadi 8,5 persen yoy (year on year) dari 8,7 persen yoy pada bulan sebelumnya.

Di sisi global, pasar saham AS mengalami aksi profit taking, dengan indeks Nasdaq terkoreksi 1 persen. Ancaman Presiden Trump untuk menaikkan tarif impor produk Eropa sempat memicu kekhawatiran, namun kemudian ditunda hingga 9 Juli 2025. Keputusan ini tentu menjadi perhatian pelaku pasar, seiring dengan antisipasi terhadap kebijakan The Fed selanjutnya yang akan dibahas dalam FOMC 17-18 Juni 2025. Risalah FOMC pekan ini pun dinantikan untuk memberikan gambaran lebih jelas.