Faktual News Pagi ini, IHSG dibuka dengan penurunan 0,27 persen, parkir di angka 6.896,65. Penurunan ini dari posisi penutupan kemarin di 6.915,36. Aktivitas perdagangan terbilang cukup ramai dengan 309,25 juta saham diperdagangkan, mencapai nilai transaksi Rp350,50 miliar melalui 24 ribu kali transaksi. Meski demikian, pergerakan saham terbilang beragam; 110 saham terkoreksi, 159 saham menguat, dan 230 saham stagnan.
Analis dari Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, sebelumnya telah memprediksi pergerakan IHSG hari ini akan berada di kisaran 6.840 hingga 7.000. Menurutnya, IHSG cenderung konsolidasi dalam rentang tersebut, menunggu katalis baru yang dapat menentukan arah selanjutnya. "Selama belum ada breakout dari area tersebut, pergerakan indeks cenderung terbatas dan rawan pullback teknikal," jelas Ratna dalam risetnya.
.jpeg)
Penurunan IHSG hari ini sejalan dengan pelemahan kemarin (minus 0,18 persen). Beberapa faktor diyakini menjadi penyebabnya, di antaranya adalah laporan keuangan beberapa bank BUMN yang menunjukkan penurunan laba pada Mei 2025, memicu aksi profit taking oleh investor. Selain itu, aktivitas trading jangka pendek yang meningkat menjelang sejumlah penawaran umum perdana saham (IPO) juga turut memengaruhi.
Kinerja APBN semester I 2025 juga menjadi sorotan. Pendapatan negara mencapai Rp1.201 triliun, diperkirakan hanya akan mencapai Rp2.865,5 triliun (95,4 persen dari target). Belanja negara mencapai Rp1.407 triliun, diperkirakan mencapai Rp3.527,5 triliun (97,4 persen dari target). Defisit APBN diperkirakan mencapai 2,78 persen dari PDB, lebih tinggi dari target 2,53 persen. Pertumbuhan ekonomi juga diproyeksikan berada di kisaran 4,8-5,0 persen, di bawah target 5,2 persen.
Realisasi APBN yang kurang optimal, inflasi Juni yang lebih tinggi dari perkiraan, dan ketidakpastian tarif impor, dianggap sebagai sentimen negatif yang menekan IHSG. Terlepas dari kondisi tersebut, Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham dengan potensi cuan, antara lain MEDC, MAPA, UNVR, MYOR, dan INDF.