Faktual News Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja impresif dengan kenaikan 14,8% year-to-date (ytd) hingga 16 Oktober 2025, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa (ATH) di posisi 8.288. Kenaikan ini didorong oleh performa saham-saham konglomerasi.
Namun, dinamika pasar mulai menunjukkan perubahan. Dalam dua hari terakhir, saham-saham blue chip yang tergabung dalam indeks LQ45 mulai menunjukkan keunggulan dibandingkan saham-saham konglomerat. Analis Stockbit, Edi Chandren, menyoroti bahwa LQ45 naik 1,1% berbanding 0,7% pada IHSG, dipicu oleh aksi profit taking pada saham-saham konglomerasi.

"Dengan kenaikan harga saham-saham konglomerasi yang signifikan, investor dapat mempertimbangkan rotasi atau rebalancing portofolio ke saham-saham blue chip untuk mengelola risiko dan potensi keuntungan," ujar Edi dalam risetnya.
Lebih lanjut, Edi merekomendasikan sektor konsumer dan keuangan, khususnya perbankan, sebagai pilihan menarik bagi investor. Valuasi kedua sektor ini dinilai sudah berada di level rendah secara historis. Sektor konsumer bahkan telah terdiskon lebih dari minus 1 standar deviasi di bawah rata-rata historis, sementara sektor perbankan hampir minus 2 standar deviasi.
"Potensi risiko penurunan lanjutan di kedua sektor tersebut relatif terbatas. Jika aksi profit taking pada saham-saham konglomerasi berlanjut, potensi upside yang ditawarkan sektor konsumer dan perbankan cukup menarik," imbuhnya.
Secara fundamental, sektor konsumer memiliki prospek pertumbuhan laba bersih yang lebih baik pada 2025-2026 dibandingkan saham perbankan besar (big banks). PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjadi yang paling menonjol dalam hal ini.
Sementara itu, saham big banks, kecuali PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), berpotensi mengalami penurunan laba tahun ini sebelum pulih pada 2026. Namun, hal ini dikompensasi dengan prospek dividen (dividend yield) yang relatif lebih tinggi dibandingkan sektor konsumer.
Stockbit memperkirakan bahwa rilis kinerja kuartal III 2025 secara umum berpotensi menjadi titik terendah (bottom) dan akan mulai pulih pada kuartal IV 2025.
