Faktual News Senin, 1 September 2025 menjadi hari yang kurang menguntungkan bagi investor di pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan di zona merah, tepatnya pada level 7.736,06. Penurunan ini mencapai 1,21 persen dari posisi penutupan sebelumnya di angka 7.830,49. Pergerakan negatif ini bukan hanya sekadar koreksi kecil, melainkan gambaran dari sentimen pasar yang cukup pesimis.
Data dari RTI Business menunjukkan gambaran yang cukup suram. Sebanyak 539 saham mengalami koreksi, sementara hanya 171 saham yang berhasil menguat. Sisanya, 99 saham, stagnan. Volume perdagangan tercatat cukup tinggi, mencapai 38,77 miliar saham dengan frekuensi transaksi 2,31 juta kali, dan nilai transaksi mencapai Rp23,51 triliun. Angka ini menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup intens, namun sayangnya didominasi oleh aksi jual.

Bukan hanya IHSG yang melemah. Seluruh indeks domestik ikut tertekan. IDX30 turun 1,08 persen ke 408,98, Sri-Kehati merosot 0,96 persen menjadi 366,15, LQ45 melemah 1,06 persen ke 788,70, dan JII turun 0,38 persen menjadi 515,96. Kondisi ini mengindikasikan pelemahan yang cukup menyeluruh di berbagai segmen pasar saham Indonesia.
Hampir semua sektor mengalami penurunan. Sektor transportasi memimpin pelemahan dengan penurunan 2,19 persen, disusul sektor teknologi (2,16 persen), infrastruktur (1,98 persen), keuangan (1,62 persen), dan siklikal (1,34 persen). Sektor energi juga melemah 1,32 persen, non-siklikal 0,63 persen, properti 0,14 persen, dan bahan baku 0,09 persen. Hanya sektor industri (1,58 persen) dan kesehatan (1,75 persen) yang menunjukkan kinerja positif, namun tak cukup untuk menyelamatkan IHSG dari zona merah.
Saham-saham yang menjadi top gainers antara lain PT Murni Sadar Tbk (MTMH), PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Di sisi lain, PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG), PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), dan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) menjadi top losers. Adapun tiga saham yang paling aktif diperdagangkan adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Pergerakan saham-saham ini mencerminkan dinamika pasar yang cukup kompleks dan perlu dikaji lebih lanjut.
