Faktual News IHSG kembali menunjukkan pergerakan yang tak menentu pada perdagangan sesi I hari Jumat, 19 September 2025. Penutupan sesi pertama menorehkan penurunan tipis 0,06 persen, menempatkan indeks di angka 8.003,38, turun dari posisi pembukaan 8.008,43. Meskipun demikian, aktivitas perdagangan terbilang cukup ramai. Data RTI Business mencatat volume transaksi mencapai 17,62 miliar saham, dengan frekuensi 1,14 juta kali transaksi dan nilai total mencapai Rp9,23 triliun.
Pergerakan IHSG yang fluktuatif ini menunjukkan adanya tarik-menarik antara kekuatan beli dan jual. Tercatat 356 saham mengalami koreksi, sementara 280 saham menguat, dan 160 saham stagnan. Menariknya, mayoritas sektor justru mencatatkan penguatan. Sektor industri memimpin dengan kenaikan 1,31 persen, disusul sektor bahan baku (0,78 persen), infrastruktur (0,50 persen), kesehatan (0,29 persen), non-siklikal (0,26 persen), dan energi (0,19 persen). Namun, beberapa sektor lain mengalami pelemahan, diantaranya properti (-0,67 persen), siklikal dan teknologi (-0,45 persen), transportasi (-0,37 persen), dan keuangan (-0,34 persen).

Pergerakan IHSG ini tampaknya juga dipengaruhi oleh pergerakan bursa Asia. Shanghai Composite Index mencatatkan penurunan tipis 0,03 persen, sementara Nikkei 225 Index merosot lebih dalam, yakni 1,48 persen. Sebaliknya, Hang Seng Index menunjukkan penguatan 0,06 persen. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi pasar saham domestik, membutuhkan analisis lebih mendalam untuk memprediksi pergerakan selanjutnya.

