Faktual News IHSG menutup perdagangan hari Selasa, 22 Agustus 2025, dengan catatan merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 0,40 persen ke level 7.858,85, merosot dari posisi 7.890,71 di awal sesi. Pergerakan ini cukup mengejutkan menjelang akhir pekan, menunjukkan adanya dinamika pasar yang cukup signifikan.
Data dari RTI Business mencatat 275 saham terkoreksi, sementara 361 saham berhasil menguat. Sisanya, 163 saham, stagnan. Total volume perdagangan mencapai 41,62 miliar saham dengan frekuensi transaksi 1,89 juta kali, menghasilkan nilai transaksi yang fantastis, mencapai Rp16,01 triliun. Ini menunjukkan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi meskipun IHSG ditutup negatif.

Sentimen negatif juga terlihat pada indeks-indeks lainnya. IDX30 anjlok 0,78 persen ke 425,47, LQ45 menyusut 0,82 persen ke 822,22, Sri-Kehati melemah 0,34 persen menjadi 379,16, dan JII turun 0,50 persen ke 538,90. Kondisi ini mengindikasikan pelemahan yang cukup merata di pasar saham domestik.
Sektor-sektor unggulan pun tak luput dari tekanan. Sektor bahan baku, kesehatan, non-siklikal, energi, infrastruktur, dan keuangan mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,55 persen, 0,54 persen, 0,40 persen, 0,34 persen, 0,24 persen, dan 0,09 persen. Namun, ada secercah harapan dari sektor transportasi, teknologi, siklikal, industri, dan properti yang berhasil mencatatkan penguatan.
Di tengah gejolak ini, beberapa saham mencuri perhatian. PT Astra Graphia Tbk (ASGR), PT Cahaya Aero Services Tbk (CASS), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menjadi top gainers, sementara PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) masuk daftar top losers. Perdagangan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) tercatat paling aktif. Pergerakan saham-saham ini patut menjadi perhatian investor dalam mengamati dinamika pasar selanjutnya.
