Faktual News Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan performa impresif, bahkan sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di level 8.272 pada 9 Oktober 2025. Sentimen positif ini memicu optimisme dari berbagai pihak, termasuk analis dari DBS Bank.
Pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Senin, 13 Oktober 2025, IHSG parkir di level 8.259,39, naik tipis 0,02 persen dari posisi sebelumnya. Aktivitas perdagangan cukup ramai dengan 23,31 miliar saham berpindah tangan sebanyak 1,74 juta kali, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp14,59 triliun. Data menunjukkan 417 saham mengalami koreksi, sementara 258 saham berhasil menguat.

Senior Investment Strategist DBS Bank, Joanne Goh, menilai bahwa reli IHSG mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. "Kami meyakini pemerintah akan melanjutkan stimulus fiskal dan kebijakan penurunan suku bunga untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di sekitar 5 persen dalam beberapa tahun mendatang," ujarnya dalam acara DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights secara virtual.
Big Caps dan Komoditas Jadi Andalan
Joanne menambahkan bahwa pergerakan IHSG banyak ditopang oleh saham-saham berkapitalisasi besar (big caps). Selain itu, sektor komoditas yang menjadi andalan Indonesia juga turut memberikan kontribusi positif. Kenaikan harga komoditas global, didorong oleh permintaan yang kuat dari sektor elektrifikasi, menjadi katalis bagi perusahaan-perusahaan komoditas di Tanah Air.
"Harga komoditas diperkirakan akan tetap stabil. Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah, dan investasi asing langsung (FDI) juga banyak mengalir ke sektor ini," jelas Joanne. Ia menyarankan agar Indonesia terus mempertahankan sektor komoditas sebagai pilar utama dalam penguatan pasar modal dan perekonomian nasional.
