Faktual News Rabu, 10 September 2025 menjadi hari yang manis bagi investor di pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan dengan kenaikan signifikan, mencapai level 7.699,00 atau meningkat 0,92 persen dari posisi penutupan sebelumnya di angka 7.682,42. Kinerja positif ini bukan hanya sekadar angka, melainkan cerminan optimisme pasar yang cukup kuat.
Data dari RTI Business menunjukkan geliat aktivitas perdagangan yang cukup tinggi. Sebanyak 30,54 miliar saham diperdagangkan, dengan frekuensi transaksi mencapai 1,82 juta kali dan nilai transaksi total menembus angka Rp15,67 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 408 saham mencatatkan penguatan, sementara 256 saham terkoreksi dan 144 saham stagnan.

Tren positif ini juga terlihat pada indeks-indeks lainnya. IDX30 melesat 1,52 persen ke angka 406,23, LQ45 naik 1,58 persen menjadi 782,13, Sri-Kehati menguat 0,67 persen ke level 362,40, dan JII menanjak 0,75 persen hingga mencapai 518,53. Kenaikan ini mengindikasikan sentimen positif yang merata di berbagai segmen pasar.
Sektor keuangan menjadi salah satu penggerak utama kenaikan IHSG, dengan peningkatan sebesar 1,33 persen. Sektor siklikal dan properti & infrastruktur juga menunjukkan kinerja positif, masing-masing naik 1,08 persen dan 1,00 persen. Sektor industri, kesehatan, dan non-siklikal juga turut berkontribusi pada penguatan IHSG, meskipun dengan persentase yang lebih rendah. Di sisi lain, sektor teknologi, bahan baku, dan transportasi mengalami pelemahan.
Beberapa saham mencuri perhatian dengan performa impresifnya. PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL), PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM), dan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) masuk dalam daftar top gainers. Sebaliknya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA), dan PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) menjadi top losers. Saham-saham blue chip seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Aneka Tambang (ANTM) tercatat sebagai saham yang paling aktif diperdagangkan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor fundamental yang mendorong pergerakan harga saham-saham tersebut.
