Faktual News IHSG dibuka kurang menggembirakan pagi ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan penurunan tipis, melemah 0,02 persen ke level 7.884,03 pada pukul 09.00 WIB (4/9). Meskipun demikian, aktivitas perdagangan terbilang cukup ramai. Data RTI Business mencatat volume perdagangan mencapai 481,69 juta saham, dengan frekuensi transaksi sebanyak 39 ribu kali dan nilai transaksi mencapai Rp364,52 miliar. Dari total saham yang diperdagangkan, 71 saham terkoreksi, 277 saham menguat, dan 237 saham stagnan.
Pergerakan IHSG ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Phintraco Sekuritas. Mereka memperkirakan fluktuasi IHSG di rentang 7.800-7.970 sepanjang hari ini. Prediksi ini didasarkan pada penguatan IHSG kemarin (3/9) yang mencapai 1,08 persen ke level 7.885,86 (bahkan sempat menyentuh 7.911), namun didorong oleh beberapa saham besar tertentu. Terlihat adanya aksi bargain hunting pada saham-saham yang sebelumnya tertekan, didukung juga oleh kenaikan harga emas global yang mendorong pembelian saham komoditas emas. Sebaliknya, sektor teknologi mengalami koreksi.

Data ekonomi domestik yang positif, seperti indeks PMI manufaktur yang naik ke level 51,5 (dari 49,2), menunjukkan kinerja manufaktur yang membaik dan masuk zona ekspansi untuk pertama kalinya dalam lima bulan. Namun, potensi profit taking menjelang libur panjang, dominasi investor jangka pendek, dan sentimen negatif eksternal serta situasi politik dalam negeri tetap menjadi perhatian.
Investor internasional juga akan mencermati data ekonomi AS, termasuk ADP Employment Change bulan Agustus 2025 (diperkirakan turun menjadi 68 ribu dari 104 ribu di Juli) dan ISM Services PMI Agustus (diperkirakan naik ke level 51 dari 50,1 di Juli).
Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang menarik perhatian, antara lain PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Perlu diingat, rekomendasi ini hanyalah saran dan investor perlu melakukan riset sendiri sebelum berinvestasi.

