Faktual News Membuka perdagangan Senin (21/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru melesat ke zona merah. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG terpantau berada di level 7.908,18, menukik 0,45 persen atau turun dari posisi penutupan sebelumnya di 7.943,82. Data RTI Business mencatat transaksi cukup aktif dengan volume perdagangan mencapai 698,01 juta saham, terjadi 36 ribu kali transaksi, dan nilai transaksi mencapai Rp399 miliar. Pergerakan saham pun terbilang beragam; 73 saham terkoreksi, 260 saham menguat, dan 259 saham stagnan.
Sebelumnya, analis dari Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia memprediksi pergerakan IHSG yang variatif cenderung menguat. Mereka memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran support 7.791-7.863 dan resistance 8.027-8.096. Optimisme ini didorong oleh beberapa faktor positif, seperti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen dan aksi beli bersih (net buy) investor asing. Kenaikan harga komoditas seperti minyak mentah, emas, nikel, tembaga, dan batu bara juga diyakini sebagai katalis positif.

Namun, pelemahan indeks utama Wall Street menjadi sentimen negatif yang turut mempengaruhi kinerja IHSG hari ini. Dinamika pasar yang kompleks ini menunjukkan betapa fluktuatifnya IHSG dan menunjukkan perlunya strategi investasi yang cermat di tengah berbagai faktor internal dan eksternal yang saling mempengaruhi.
