Faktual News Pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka kurang menggembirakan. Menunjukkan pelemahan 0,17 persen, IHSG terpantau berada di level 7.995,01 pada pukul 09.00 WIB, merosot dari posisi penutupan kemarin di angka 8.008,43. Data perdagangan pagi ini dari RTI Business mencatat transaksi mencapai Rp380,92 miliar, melibatkan 609,05 juta saham yang diperdagangkan melalui 46 ribu kali transaksi. Kondisi pasar terlihat beragam; 120 saham terkoreksi, 237 saham menguat, dan 241 saham stagnan.
Analisis dari Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, memprediksi pergerakan IHSG hari ini akan cenderung variatif, bergerak di kisaran 7.950 hingga 8.100. Ia menunjuk koreksi IHSG setelah enam hari berturut-turut mengalami penguatan sebagai salah satu faktor penyebab. Aliran dana asing (outflow) yang mencapai Rp358 miliar di pasar ekuitas domestik juga turut memberikan tekanan. Kondisi ini diperparah dengan pelemahan indeks LQ45 (-0,73 persen) dan IDX30 (-0,72 persen). Rupiah pun tertekan ke level Rp16.498 per USD setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen.

Situasi fiskal negara juga turut menjadi sorotan. Kemenkeu dan Banggar DPR RI telah menyepakati postur APBN TA 2026 dengan belanja negara Rp3.842,7 triliun dan pendapatan negara Rp3.153,6 triliun, menghasilkan defisit Rp689,1 triliun (2,68 persen terhadap PDB). Angka ini akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada 23 September 2025. Perlu dicatat, angka defisit ini sedikit lebih tinggi dari target outlook APBN 2025 yang sebesar 2,53 persen terhadap PDB.
Di kancah internasional, sentimen positif datang dari Wall Street yang melanjutkan reli, terutama di sektor teknologi. Bank Sentral Inggris (BOE) mempertahankan suku bunga di level 4 persen untuk pertemuan kedua berturut-turut. Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Asia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) setelah mengalami kenaikan 13,56 persen sejak awal tahun. Pasar merespon positif langkah The Fed yang memangkas suku bunga sebesar 50 bps hingga akhir 2025. Perkembangan ini akan terus dipantau dampaknya terhadap IHSG ke depannya.

