Faktual News Jakarta – Euforia menyelimuti pasar saham setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merilis laporan keuangan kuartal III 2025. Harga saham bank swasta terbesar di Indonesia ini langsung merespons positif dengan melonjak 5,00 persen, ditutup pada level Rp7.875 per saham pada perdagangan 20 Oktober.
Kenaikan signifikan ini membawa BBCA ke level tertinggi dalam sepekan terakhir, dengan total penguatan mencapai 7,51 persen. Sebelumnya, saham BBCA sempat menyentuh titik terendah di Rp7.250 per saham. Secara bulanan, saham BBCA mencatatkan kenaikan tipis 0,96 persen dari posisi Rp7.800. Namun, jika ditarik secara year to date (ytd), saham BBCA masih terkoreksi 18,60 persen dari level tertingginya di Rp9.675 per saham.

Kinerja keuangan BBCA yang solid menjadi katalis utama penguatan saham ini. Pada kuartal III 2025, BBCA berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp43,4 triliun, tumbuh 5,7 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan laba ini didorong oleh penyaluran kredit yang meningkat 7,6 persen yoy menjadi Rp944 triliun selama periode Januari hingga September 2025.
Kredit korporasi menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit BBCA, melonjak 10,4 persen yoy mencapai Rp436,9 triliun per September 2025. Sementara itu, kredit komersial tumbuh 5,7 persen yoy menjadi Rp142,9 triliun, dan kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) meningkat 7,7 persen yoy menjadi Rp129,3 triliun.
Selain pertumbuhan kredit, BBCA juga berhasil menjaga kualitas aset dengan rasio kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) yang terkendali di level 2,1 persen. Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BBCA tumbuh 7 persen yoy, didorong oleh pertumbuhan Current Account Savings Account (CASA) yang menjadi sumber pendanaan utama, berkontribusi sekitar 83,8 persen dari total DPK. CASA BBCA tumbuh 9,1 persen yoy mencapai Rp999 triliun.

