Faktual News Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan sejarah pada Selasa, 23 September 2025. IHSG berhasil mencapai level tertinggi sepanjang masa (ATH) baru di angka 8.125,20, melonjak 1,06 persen dari penutupan sebelumnya di 8.040,03. Kenaikan signifikan ini didorong oleh beberapa sentimen positif yang saling menguatkan.
Pilarmas Investindo, dalam rilis Closing Review-nya, mengungkapkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed sebagai salah satu katalis utama. Optimisme terhadap peningkatan laba bersih perusahaan di kuartal IV 2025 juga turut memberikan kontribusi signifikan. Lebih lanjut, persetujuan DPR terhadap usulan anggaran pemerintah tahun 2026, yang menetapkan defisit fiskal 2,68 persen dari PDB, semakin memperkuat sentimen positif pasar. Anggaran tersebut memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, lebih tinggi dari target 5,2 persen di tahun 2025.

Meskipun penerimaan negara hingga Agustus baru mencapai 57,2 persen dari target tahunan (turun 7,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu), dan realisasi belanja pemerintah baru 55,6 persen, pasar tetap optimis. Data perdagangan menunjukkan aktivitas yang cukup tinggi, dengan 61,43 miliar saham diperdagangkan, frekuensi transaksi mencapai 2,49 juta kali, dan total nilai transaksi mencapai Rp31,67 triliun. Dari sisi sektoral, mayoritas sektor mengalami penguatan, dengan sektor bahan baku memimpin kenaikan (2,84 persen), disusul sektor energi (2,27 persen) dan properti (2,20 persen). Sebanyak 395 saham menguat, 252 saham terkoreksi, dan 157 saham stagnan.
Kenaikan IHSG ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang positif, meskipun tantangan fiskal masih ada. Perpaduan antara ekspektasi kebijakan moneter global yang longgar dan optimisme terhadap kinerja korporasi domestik menjadi pendorong utama reli pasar saham dalam negeri.