Faktual News IHSG kembali menari! Penutupan perdagangan Rabu, 23 April 2025, mencatatkan kinerja impresif dengan indeks mencapai 6.634,37. Lonjakan 1,47 persen dari pembukaan di angka 6.538,26 ini sungguh menggembirakan, menunjukkan geliat positif pasar saham domestik. Nilai transaksi pun membengkak hingga Rp13,65 triliun, menunjukkan aktivitas perdagangan yang sangat tinggi.
Data RTI Business menunjukan gambaran lebih detail. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 412 saham menghijau, sementara 193 saham memerah. Sisanya, 201 saham, bergerak stagnan. Volume perdagangan mencapai 21,94 miliar saham dengan frekuensi transaksi mencapai 1,28 juta kali. Ini menunjukkan antusiasme investor yang cukup tinggi.

Kenaikan IHSG ini bukan hanya fenomena sesaat. Semua indeks domestik ikut berpesta. IDX30 melesat 2,40 persen ke angka 387,13, Sri-Kehati naik 2,59 persen menjadi 345,51, LQ45 menguat 1,98 persen ke 744,78, dan JII mengalami kenaikan 1,03 persen hingga mencapai 445,82.
Sektor properti memimpin penguatan dengan kenaikan 2,45 persen, disusul sektor kesehatan (2,22 persen), keuangan (1,71 persen), siklikal (1,70 persen), dan non-siklikal (1,61 persen). Sektor industri, infrastruktur, transportasi, dan energi juga mencatatkan kenaikan, meski dengan persentase yang lebih rendah. Hanya sektor bahan baku (-1,56 persen) dan teknologi (-0,03 persen) yang mengalami pelemahan.
Pergerakan saham individual juga menarik perhatian. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA), dan PT Sentul City Tbk (BKSL) menjadi top gainers, sementara PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) masuk dalam daftar top losers. Saham-saham yang paling aktif diperdagangkan adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Ketiga saham ini menjadi pusat perhatian investor sepanjang hari perdagangan.
Kesimpulannya, IHSG menutup perdagangan dengan kinerja yang sangat positif, didorong oleh berbagai faktor yang perlu diteliti lebih lanjut. Pergerakan ini memberikan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia, meski tetap perlu diwaspadai potensi volatilitas di masa mendatang.