Faktual News Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan hari Selasa, 30 September 2025, dengan catatan kurang menggembirakan. Indeks terpantau melemah dan parkir di zona merah pada level 8.061,06. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,77 persen dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di 8.123,24.
Data dari RTI Business menunjukkan bahwa tekanan jual mendominasi pergerakan pasar hari ini. Sebanyak 396 saham mengalami koreksi harga, berbanding terbalik dengan 280 saham yang berhasil mencatatkan penguatan. Sementara itu, 122 saham lainnya stagnan atau tidak mengalami perubahan harga.

Aktivitas perdagangan hari ini cukup ramai dengan volume mencapai 57,22 miliar saham. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 2,58 juta kali, dengan total nilai transaksi mencapai Rp27,44 triliun.
Tidak hanya IHSG, mayoritas indeks sektoral juga turut mengalami pelemahan. IDX30 turun 1,25 persen menjadi 415,96, LQ45 merosot 1,05 persen ke level 793,98, Sri-Kehati melemah 1,35 persen ke 363,94, dan Jakarta Islamic Index (JII) terkoreksi 0,66 persen ke 553,30.
Sektor transportasi menjadi pemberat utama dengan penurunan sebesar 1,83 persen. Sektor industrial menyusul dengan penurunan 1,42 persen, diikuti sektor keuangan yang turun 1,37 persen, sektor teknologi melemah 1,34 persen, dan sektor infrastruktur merosot 1,12 persen. Sektor lainnya yang mengalami penurunan adalah bahan baku, non-siklikal, kesehatan, dan siklikal.
Di sisi lain, hanya sektor properti dan energi yang mampu mencatatkan kenaikan, masing-masing sebesar 0,29 persen dan 0,28 persen.
Beberapa saham yang berhasil mencatatkan kenaikan signifikan (top gainers) antara lain PT RMK Energy Tbk (RMKE), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC). Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan terdalam (top losers) adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).
Tiga saham yang paling aktif diperdagangkan hari ini adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).