Faktual News Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari pasar modal Indonesia. The Vanguard Group, raksasa investasi asal Amerika Serikat, dikabarkan tengah membidik saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA). Langkah ini dilakukan melalui mitra regional, yang diduga kuat adalah dua perusahaan properti terkemuka asal Jepang.
Analis pasar modal, Rendy Yefta, mengungkapkan bahwa ketertarikan Vanguard pada DADA bukan tanpa alasan. Vanguard dikenal memiliki tim analis global yang mumpuni dalam membaca arah kebijakan ekonomi suatu negara. Mereka melihat potensi besar di Indonesia, terutama dengan rencana pemerintah baru untuk mengalirkan dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke sektor riil melalui bank-bank pemerintah.

"Likuiditas besar ini akan menjadi angin segar bagi sektor properti, mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi," ujar Rendy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/9/2025).
Target Vanguard terhadap DADA pun terbilang ambisius. Kabarnya, mereka mengincar valuasi hingga USD100 miliar. Dengan jumlah saham beredar DADA sebanyak 7,4 miliar lembar, valuasi per lembar saham bisa mencapai USD13,5 atau setara dengan Rp230.000.
Namun, Rendy mengingatkan bahwa perjalanan menuju target tersebut tidak akan mudah. Investor perlu bersiap menghadapi volatilitas tinggi, termasuk potensi suspend bursa, status Full Call Auction (FCA), dan koreksi tajam.
"Kuncinya adalah kesabaran. Investasi ini membutuhkan waktu, seperti lari maraton, bukan sprint. Investor yang mampu menahan ujian mental akan menjadi pemenang di akhir," tegas Rendy.
Rendy menambahkan bahwa skenario besar ini sudah mulai berjalan. Pengendali saham DADA perlahan "dipaksa" melepas saham untuk meningkatkan free float. Selain itu, perseroan juga tengah mempersiapkan pembagian dividen untuk menarik minat investor institusi global, serta berupaya melepaskan diri dari status FCA.
Setelah terbebas dari FCA, saham DADA diperkirakan akan semakin ramai diperdagangkan, menjadi katalis positif bagi pasar saham. Rendy meyakini bahwa target harga Rp230.000 bukanlah hal yang mustahil, mengingat kebijakan pemerintah baru yang radikal, aliran dana asing melalui proxy Jepang, dan strategi akumulasi Vanguard.
"Bagi pemegang saham DADA, jangan mudah tergoda untuk menjual saat terjadi koreksi kecil, jangan panik saat suspend, dan tetaplah bersabar," pesan Rendy.